![]() |
Sumber Foto: Dok. Jamkrindo via Detik.com |
FEMUSINDO.com - Kolintang merupakan salah satu alat musik tradisional Minahasa, Provinsi Sulawesi Utara. Alat musik ini dimainkan dengan cara memukul bilah-bilah kayu yang disusun berderet dan dipasang di atas bak kayu.
Kolintang biasanya dimainkan secara ansambel. Kolintang dalam masyarakat Minahasa digunakan untuk mengiringi upacara adat, tari, menyanyi, dan bermusik.
Kayu yang dipakai untuk membuat kolintang berupa kayu lokal yang ringan namun kuat, seperti kayu telur (Alstonia spp.) dan kayu wenuang (Octomeles sumatrana Miq.).
Kemudian, kayu cempaka (Elmerrillia tsiampacca, syn. Magnolia tsiampacca), kayu waru (Hibiscus tiliaceus), dan sejenisnya yang mempunyai konstruksi serat paralel.
Ada suatu cerita rakyat Suku Minahasa tentang asal mula ditemukannya alat musik kolintang. Dalam suatu desa di Minahasa terdapat seorang gadis yang sangat cantik dan pandai bernyanyi bernama Lintang.
Suatu hari Lintang dilamar oleh Makasiga, seorang pemuda dan pengukir kayu. Lintang menerima lamaran Makasiga dengan satu syarat Makasiga harus menemukan alat musik yang bunyinya lebih merdu dari seruling emas.
Makasiga dengan keahlian mengukir kayu berhasil menemukan alat musik tersebut, yaitu cikal bakal dari kolintang.
Terlepas dari cerita rakyat itu, alat musik tradisional ini sudah ada sejak zaman dahulu dan digunakan sebagai pengiring ritual adat pemujaan roh leluhur.
Uniknya, orang-orang yang akan memainkan kolintang akan mengucap “Mari kita ber-tong-ting-tang” dan ada juga yang mengucapkan “maimo kumolintang”.
Kolintang termasuk dalam rekor Guinnes World Records pada 31 Oktober 2009 dengan dua rekor yang dicapai, yaitu pergelaran musik kolintang yang meliputi negara Singapura, Australia, Belanda, Jerman, Amerika Serikat, dan Inggris.
Tidak hanya itu, kolintang juga sempat melanglang buana di Swiss, Denmark, Swedia dan Norwegia. Banyaknya negara yang dijelajahi alat musik ini menjadikannya kolintang mendapat rekor pertunjukan musik tradisional terbesar di dunia.
Pada tahun 2013, alat musik kolintang diakui sebagai warisan budaya tak benda Indonesia oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia.
Alat musik ini juga diakui sebagai Warisan Tak Benda UNESCO. Bahkan, di era yang lebih modern kini, kolintang sering dijadikan backsound dan pengiring dari berbagai genre musik, seperti jazz, rock hingga pop. (*)
No comments:
Write comment