![]() |
Sumber Foto: Yonhap |
FEMUSINDO.com - Polisi Korea Selatan pada Kamis (2/1/2025) mengatakan mereka telah mendatangi Jeju Air dan operator Bandara Internasional Muan, sebagai bagian dari investigasi mereka atas kecelakaan hari Minggu yang menewaskan 179 orang dalam bencana penerbangan terburuk di negara itu.
Jeju Air 7C2216, yang berangkat dari ibu kota Thailand, Bangkok, menuju Muan di barat daya Korea Selatan, mendarat dengan posisi perut terbalik dan melewati landasan pacu bandara regional tersebut, lalu meledak dan terbakar setelah menghantam tanggul.
Dua awak yang duduk di bagian ekor Boeing 737-800 berhasil ditarik hidup-hidup oleh tim penyelamat namun terluka.
Penyidik polisi sedang menggeledah kantor operator bandara dan otoritas penerbangan kementerian transportasi di kota Muan di barat daya, serta kantor Jeju Air di Seoul, kata polisi provinsi Jeolla Selatan dalam sebuah pernyataan media, melansir Reuters.
Penyidik menyita dokumen dan materi yang terkait dengan pengoperasian dan pemeliharaan pesawat serta pengoperasian fasilitas bandara, kata seorang pejabat polisi.
Juru bicara Jeju Air mengatakan maskapai sedang memeriksa situasi. Perusahaan operator bandara tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Pertanyaan oleh para ahli keselamatan udara tentang apa yang menyebabkan ledakan mematikan tersebut difokuskan pada tanggul yang dirancang untuk menopang peralatan navigasi yang menurut mereka terlalu kaku dan terlalu dekat dengan ujung landasan pacu.
"Struktur kaku ini terbukti membawa bencana ketika pesawat yang tergelincir itu menghantam," kata Najmedin Meshkati, seorang profesor teknik di University of Southern California.
Ia menambahkan bahwa sangat memprihatinkan antena navigasi dipasang pada "struktur beton yang sangat tangguh, dan bukan pada menara/tiang logam standar".
Penyelidikan terhadap penerbangan Jeju Air juga sedang dilakukan dengan melibatkan pejabat Korea Selatan dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB), Administrasi Penerbangan Federal (FAA) dan pembuat pesawat, Boeing (BA.N).
Masih belum terjawab mengapa pesawat tidak menggunakan roda pendaratan dan apa yang menyebabkan pilot tampaknya terburu-buru melakukan upaya pendaratan kedua setelah memberi tahu kontrol lalu lintas udara bahwa pesawat telah menabrak burung dan menyatakan keadaan darurat.
Perekam data penerbangan pesawat, yang mengalami beberapa kerusakan, sedang dibawa ke Amerika Serikat untuk dianalisis bekerja sama dengan NTSB. (*)
No comments:
Write comment