Saturday, October 19, 2024

Raden Machjar Penemu Sistem Notasi dan Tangga Nada dalam Musik Sunda


FEMUSINDO.com - Raden Machjar Angga Koesoemadinata atau Raden Machjar (EYD: Raden Mahyar) merupakan komponis legendaris Indonesia. 

Peran Raden Machjar, seorang seniman dan musikolog Sunda ini, dalam subsektor musik Indonesia patut diacungi jempol. 

Pasalnya, komponis kelahiran 7 Desember 1902 itu, merupakan penemu sistem notasi nada dalam musik Sunda: da-mi-na-ti-la-da. Bahkan, Raden Machjar menjadi penemu 17 tangga nada dalam jalinan pelog dan salendro.

Seniman Sunda Ahli Seni Karawitan dan Seni Suara

Seniman Sunda asal Sumedang yang ahli dalam dunia seni karawitan dan seni suara ini juga telah berhasil menciptakan serat kanayagan (salah satu notasi dalam menuliskan nada musik pada karawitan). 

Selain itu, Raden Machjar juga berhasil menciptakan monocord atau alat untuk mengukur getaran bunyi, yang telah digunakan ahli musik di luar negeri.

Putra dari pasangan Raden Haji Muhamad Ali (Ayah) dan Nyi Mas Uti (ibu) tersebut di masyarakat Jawa Barat lebih dikenal sebagai seorang seniman pencipta lagu-lagu Sunda. 

Tapi, sebenarnya ia seorang pendidik dan pakar musikologi, khususnya etnomusikologi yang berspesialisasi dalam pelog dan salendro.

Pengetahuan Raden Machjar Mengenai Seni Musik

Pengetahuannya mengenai seni musik pelog dan salendro didapatkan dari sejak kanak-kanak dengan berguru pada beberapa juru tembang dan nayaga (istilah dalam seni karawitan).

Perkenalan Machjar dengan metode sains dan ilmu fisika, dan ilmu musik barat terjadi pada waktu ia menjadi murid di sekolah guru (Kweekschool dan Hogere Kweekschool). 

Dengan dasar ilmu musik barat dan ilmu fisika yang cukup mendalam, ia melakukan pengukuran dan penelitian frekuensi suara-suara dari perangkat gamelan dan lagu-lagu yang dinyanyikan maupun dimainkan pada rebab. 

Pada tahun 1923 (masih di bangku sekolah) ia telah menciptakan serat kanayagan (notasi tangga nada Sunda) da mi na ti la, serta menulis buku teori seni suara Sunda berjudul ‘Elmuning Kawih Sunda’. 

Setelah menamatkan HKS dan ditempatkan sebagai guru di HIS Sumedang (1924-1932), ia melanjutkan penelitiannya mengenai teori seni raras.

Karir Raden Machjar Sebagai Peneliti 

Suatu titik balik penting dalam karirnya sebagai peneliti saat pertemuannya dengan Mr. Jaap Kunst, seorang etnomusikologi Belanda, antara tahun 1927-1929.

Ketika itu, Mr. Jaap Kunst sedang melakukan penelitian perbagai seni suara seluruh kepulauan di Nusantara. 

Di sini, terjadi pertukaran ilmu, antara ilmu musik dari Jaap Kunst dan ilmu gamelan atau pelog-salendro dari Machjar. 

Pada perioda inilah ia memahami lebih dalam konsep getaran suara serta cara mengukurnya dengan instrumen yang menyangkut konversi matematiknya ke skala musik.

Pengukuran yang dilakukannya dengan menggunakan nilai logaritma, konsep interval cents dari Ellis (1884) dan Hornbostel (1920) serta music rule dari Reiner.

Menerima Penghargaan Tertinggi dalam Bidang Budaya

Atas karya-karyanya, Raden Machjar menerima penghargaan tertinggi dalam bidang budaya; Piagam Anugerah Seni, sebagai ahli dan penyusun teori Karawitan Sunda dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (17 Agustus 1969).

Lalu, ia juga menerima penghargaan sebagai pencipta lagu Rampak Sekar Ibu Dewi Sartika (4 Desember 1975) dan penghargaan dari Ikatan Seniman Sunda (9 Mei 1959). 

Raden Machjar yang bernama lengkap Raden Machjar Angga Koesoemadinata, meninggal di Bandung, Jawa Barat, 9 April 1979 di usia 76 tahun. (*)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

UPDATE

Back to Top