Monday, December 9, 2024

Heboh! Suriah Dikuasai Pemberontak, Presiden Assad Melarikan Diri ke Moskow

Pemimpin kelompok Hayat Tahrir al-Sham (HTS) Abu Mohammed al-Jawlani, menyampaikan pidato di hadapan khalayak di Masjid Umayyah, Damaskus pada 8 Desember 2024. (Sumber Foto: Getty Images / BBC)

FEMUSINDO.com - Kelompok Pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) menyerbu dan menguasai Damaskus, ibu kota Suriah. Sementara, Presiden Bashar al-Assad, melarikan diri ke Moskow, Rusia. 

Pasukan pemberontak Hayat Tahrir al-Sham (HTS) di Damaskus menyatakan ibu kota "sudah dibebaskan" dari penguasa lama Bashar al-Assad, saat pasukan pemerintah dilaporkan mundur pada Minggu (8/12/2024), seperti melansir BBC, Senin (9/12/2024).

Abu Mohammed al-Jawlani, pemimpin kelompok HTS yang memelopori penggulingan Assad, mengatakan kepada massa yang bersorak di sebuah masjid di Damaskus bahwa ini adalah "kemenangan bagi seluruh negara Muslim" dan menjadi "halaman baru" bagi negara-negara di kawasan.

Ia mengatakan bahwa Suriah sebelumnya menjadi "taman bermain bagi ambisi Iran" di bawah Assad, namun hari ini semua orang dapat "bernapas dengan bebas".

Perdana Menteri (PM) Suriah, Mohammed Ghazi al-Jalali, mengatakan dia tetap berada di Damaskus dan bahwa dia siap membantu melakukan upaya yang terbaik demi rakyat Suriah.

Dia juga menginginkan pemilihan umum yang bebas di Suriah untuk menentukan siapa pemimpin Suriah yang baru. Ghazi al-Jalali mengatakan hal itu dalam wawancara dengan Al-Arabiya yang dikutip Reuters.

Sementara itu, Rusia meminta Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa menggelar pertemuan darurat terkait perkembangan di Suriah, dengan menyatakan bahwa jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad menimbulkan "banyak pertanyaan."

Mengingat perkembangan terbaru di Suriah, Rusia telah meminta pertemuan darurat Dewan Keamanan yang digelar secara tertutup, tulis wakil duta besar Rusia untuk PBB Dmitry Polyansky di Telegram pada Minggu malam (8/12/2024), melansir ANTARA.

Polyansky bereaksi keras terhadap jatuhnya Damaskus ke tangan kelompok bersenjata, dan meminta agar pertemuan tersebut diadakan pada Senin.

"Semua orang, bukan hanya kami, punya banyak pertanyaan tentang apa yang telah terjadi dan apa yang sedang terjadi," katanya. (*)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

UPDATE

Back to Top