FEMUSINDO.com - Menteri Luar Negeri (Menlu) Suriah yang baru dilantik, Asaad Hassan al-Shibani, meminta Iran untuk tidak menyebarkan kekacauan di Suriah tetapi menghormati keinginan rakyat Suriah dan kedaulatan negara.
Dalam sebuah posting di X pada Selasa waktu setempat (24/12/2024), Shibani mengatakan Iran harus menghormati keinginan rakyat Suriah dan kedaulatan serta keamanan negara tersebut.
"Kami memperingatkan mereka agar tidak menyebarkan kekacauan di Suriah dan kami meminta pertanggungjawaban mereka atas dampak dari pernyataan terbaru tersebut," kata Shibani, tetapi dia tidak merinci pernyataan apa yang dimaksudnya, dalam sebuah posting di X, melansir Reuters, Rabu (25/12/2024).
Dalam pidato yang disiarkan televisi pada hari Minggu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei menyerukan kepada pemuda Suriah untuk "berdiri dengan tekad yang kuat melawan mereka yang telah mengatur dan menimbulkan ketidakamanan ini".
"Kami memperkirakan bahwa kelompok yang kuat dan terhormat juga akan muncul di Suriah karena saat ini pemuda Suriah tidak akan kehilangan apa pun. Sekolah, universitas, rumah, dan jalan mereka tidak aman," kata Khameini.
Ia menambahkan: "Oleh karena itu, mereka harus berdiri teguh dan penuh tekad melawan para perencana dan pelaksana ketidakamanan dan mengalahkan mereka."
Pemberontak Suriah menggulingkan Presiden Bashar al-Assad pada 8 Desember setelah perang saudara selama 13 tahun.
Iran menghabiskan miliaran dolar untuk mendukung Assad selama perang dan mengerahkan Garda Revolusi ke Suriah untuk mempertahankan kekuasaan sekutunya.
Penggulingan Assad secara luas dilihat sebagai pukulan besar bagi aliansi politik dan militer "Poros Perlawanan" yang dipimpin Iran yang menentang pengaruh Israel dan AS di Timur Tengah. (*)
No comments:
Write comment