![]() |
Sumber Foto: Reuters / YouTube |
FEMUSINDO.com - Pemerintah baru Suriah pada Kamis waktu setempat (26/12/2024) melancarkan tindakan keras keamanan di wilayah pesisir tempat 14 polisi tewas sehari sebelumnya, dan berjanji untuk mengejar "sisa-sisa" pemerintah Bashar al-Assad.
Kekerasan di provinsi Tartous, bagian dari wilayah pesisir yang menjadi rumah bagi banyak anggota sekte Alawite Assad, telah menandai tantangan paling mematikan bagi otoritas yang dipimpin kaum Islam Sunni yang menggulingkannya dari kekuasaan pada 8 Desember.
Anggota minoritas Alawite, cabang dari Islam Syiah, memegang pengaruh besar di Suriah yang dipimpin Assad, mendominasi pasukan keamanan yang ia gunakan untuk melawan lawan-lawannya selama perang saudara yang berlangsung selama 13 tahun, dan menghancurkan perbedaan pendapat selama beberapa dekade penindasan berdarah oleh negara polisinya.
Pasukan keamanan melancarkan operasi Tartous untuk "mengendalikan keamanan, stabilitas, dan perdamaian sipil, serta mengejar sisa-sisa milisi Assad di hutan dan perbukitan", menurut kantor berita negara SANA melaporkan, melansir Reuters, Jumat (27/12/2024).
Tindakan keras itu diumumkan saat otoritas Damaskus memperingatkan adanya upaya untuk memicu pertikaian sektarian, setelah sebuah video yang diambil pada akhir November beredar di media sosial yang memperlihatkan kebakaran di dalam sebuah kuil Alawite di Aleppo.
Kementerian Dalam Negeri mengatakan kelompok-kelompok tak dikenal melakukan kekerasan dan pasukannya bekerja "siang dan malam" untuk melindungi tempat-tempat keagamaan.
Hayat Tahrir al-Sham (HTS), bekas afiliasi al Qaeda yang memimpin kampanye pemberontak yang menggulingkan Assad, telah berulang kali berjanji untuk melindungi kelompok minoritas
Mereka khawatir para penguasa baru akan berusaha memaksakan pemerintahan Islamis. Banyak anggota kelompok minoritas, termasuk umat Kristen, merasa khawatir. (*)
No comments:
Write comment