![]() |
Sumber Foto: X / @Hendropriyono67 |
FEMUSINDO.com - Jendral TNI (Purn) Prof. Dr. Abdullah Mahmud Hendropriyono, S.T., S.H., M.H., atau sering disebut A.M. Hendropriyono adalah mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) pertama masa bakti 2001-2004.
A.M. Hendropriyono merupakan Guru Besar Sekolah Tinggi Intelijen Negara (STIN), Guru Besar Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM) dan Guru Besar (EMERTIUS) Universitas Pertahanan RI.
Dia juga pernah menjadi Sekretaris Pengendali Operasional Pembangunan 1996-1998 serta Menteri Transmigrasi dan Pemukiman Perambah Hutan (PPH) dalam Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan, dari tahun 1998 hingga 1999.
Mantan Danrem 043/Garuda Hitam Lampung (1987-1991) itu, pernah pula menjadi Ketua Umum Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia (PKPI) dari tanggal 27 Agustus 2016 hingga 13 April 2018.
Selain dikenal sebagai tokoh intelejen dan militer Indonesia, ternyata A.M. Hendropriyono yang lahir di Yogyakarta, 7 Mei 1945 ini, diam-diam juga punya kemampuan menciptakan lagu.
Setelah sebelumnya merilis mini album berjudul Kumis yang bercorak pop-dangdut, maka pada mini album keduanya berjudul Mars Indonesia, ia mencoba berekplorasi dengan musik aubade atau paduan suara.
Album ini berisi enam lagu yang bertema nasionalisme yang dinyanyikan oleh paduan suara Hendropriyono Strategic Consultant dengan aransemen oleh Fan Batavia.
Tengok saja judulnya, "Diriku Ini Indonesia," "Bangkit Indonesia", dan "Bhinneka Tunggal Ika," sudah tampak nuansa apa yang akan dibangun.
Lagu pertama, "Diriku Ini Indonesia," diciptakan purnawirawan Jenderal TNI AD itu terinspirasi karena maraknya orang-orang Indonesia yang pergi untuk bergabung dengan ISIS.
Kemudian, "Penghargaan Untukmu" dipersembahkan untuk para atlet-atlet Indonesia yang telah mengharumkan nama Indonesia di kancah dunia.
![]() |
A.M. Hendropriyono bersama keluarga (Dok. Istimewa) |
Menariknya, salah satu lagu dalam mini album tersebut yang berjudul "Penghargaan Untukmu", pernah dinyanyikan di Istana Negara pada momen spesial HUT RI ke-71.
Awalnya, Hendropriyono yang dijuluki The Master of Intelligence karena menjadi "Profesor di bidang ilmu Filsafat Intelijen" pertama di dunia ini, mendaftarkan lagu itu ke Kementerian Sosial. Kemudian diterima dan langsung ditetapkan sebagai lagu nasional.
Dari Kemensos, perjalanan lagu tersebut sampai ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
Dari Kemendikbud, mini album tersebut meluncur ke panitia penyelenggaraan HUT RI di Istana Negara. Lalu dipilih oleh Purwacaraka dan di aransemen ulang.
Di album itu terdapat lagu "Kami Tidak Takut" yang terinspirasi oleh gerakan di media sosial terkait peristiwa Bom Sarinah dan peristiwa-peristiwa terorisme sebelumnya.
Sebagai mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Hendropriyono juga menciptakan lagu "Mars Intelijen" sebagai penutup Mars Indonesia, dengan sisipan lirik "Velox et Exactus" yang merupakan semboyan seorang intelijen yang berarti "cepat dan akurat." (*)
No comments:
Write comment