Sunday, September 15, 2024

Terpahat di Relief Candi Borobudur, Kledi Alat Musik Tradisional Tertua di Indonesia

Sumber Foto: Wikipedia.org

FEMUSINDO.com - Kledi atau keledi atau Keluriatau Enkulurai (bahasa Iban) alat musik tiup tradisional Indonesia yang terbuat dari bambu dan labu.

Kledi merupakan alat musik tradisional dari Pulau Kalimantan. Keluri juga sering dimainkan oleh Orang Ulu yang berasal dari Serawak, Malaysia, daerah sebelah barat laut Pulau Kalimantan.

Alat musik ini telah mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (Kemendikbudristek RI) pada Oktober 2015.

Alat musik Kledi dipercaya sudah berumur ribuan tahun. Sehingga menjadikannya salah satu alat musik tradisional tertua di Indonesia.

Bahkan, alat musik ini telah terpahat dalam relief Candi Borobudur yang dibuat pada abad ke-8 Masehi. Sehingga alat musik ini sangat penting.

Bentuk alat musik Kledi terbilang unik, yakni berupa susunan sejumlah tabung bambu dengan berbagai ukuran yang dihubungkan dengan sebuah labu. 

Biasanya, labu ini disimpan terlebih dahulu. Labu tua yang berumur sekitar 5-6 bulan yang telah dikeluarkan isinya, direndam satu bulan dan selanjutnya dikeringkan.

Buah labu dan batang-batang bambu disatukan menggunakan perekat dari sarang kelutut (lebah hutan kecil).

Fungsi dari Tabung Panjang, yakni menghasilkan satu nada. Sedang tabung lain berukuran pendek menghasilkan berbagai ragam nada suling.

Nada yang dihasilkan kledi merupakan nada pentatonik. Lazimnya, kledi akan dimainkan saat ritual adat suku Dayak, iringan nyanyian, tarian tradisional dan teater tutur.

Melalui getaran suara yang dihasilkan, kledi dipercaya dapat menghubungkan manusia dengan alam gaib dan menyampaikan pesan-pesan spiritual.

Semasanya, Kledi sering digunakan dalam acara perayaan untuk memimpin tari-tarian dan ritual pemburuan kepala manusia. 

Saat ini, ritual tersebut telah jarang dilakukan. Karenanya, Kledi atau keledi atau Keluri atau Enkulurai juga jarang dimainkan dan dibuat di wilayah itu. (*)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

UPDATE

Back to Top