Saturday, November 2, 2024

Terapi Musik Bantu Atasi Masalah Emosi, Penyakit Mental Hingga Sosial, Benarkah?



FEMUSINDO.com - Benarkah terapi musik dapat membantu mengatasi masalah emosi, penyakit mental hingga sosial seseorang?

Dari banyak kasus yang terjadi, kebutuhan pasien yang ditangani langsung melalui musik banyak yang terbukti efektif. 

Terapi musik (music therapy) ternyata telah lama digunakan untuk membantu orang mengatasi berbagai masalah kesehatan. 

Terapi musik adalah metode perawatan yang menggunakan musik secara klinis untuk membantu mengatasi berbagai kondisi, baik secara fisik, mental, emosional, maupun sosial.

Dalam catatan medis, terapi musik ini digunakan untuk individu dari segala usia dan dengan berbagai kondisi.

Terapi musik dapat dilakukan dengan mendengarkan musik, menyanyi, menari, meditasi, atau memainkan alat musik. 

Terapi musik digunakan untuk mengobati gejala sejumlah kondisi, baik pada aspek kesehatan mental maupun fisik, termasuk gangguan kecemasan, depresi, gangguan stres pascatrauma atau PTSD dan lainnya.

Penanganan dengan terapi musik memungkinkan pasien untuk mengatasi stres dan gejala cemas, nyeri dan dapat memberikan konduktivitas yang aman untuk mengeskpresikan emosi. 

Robert Burton, seorang sarjana di abad ke-17 dalam The Anatomy of Melancholy, berpendapat bahwa musik dan tari sangat penting dalam mengobati penyakit mental, terutama melankoli.

Dalam catatannya disebutkan, musik memiliki kekuatan yang sangat besar untuk mengusir penyakit dan menyebutnya sebagai obat sangat ampuh dalam melawan keputusasaan dan melankolis. 

Burton menunjukkan bahwa pada zaman purbakala, Canus, pemain biola Rhodian, menggunakan musik untuk membuat seorang pria melankolis bergembira, kekasih lebih terpikat, dan seorang yang religius lebih saleh. 

Pada bulan November 2006, Dr Michael J. Crawford dan koleganya juga menemukan bahwa terapi musik membantu pasien skizofrenia. 

Pasien skizofrenia adalah orang yang mengalami gangguan mental kronis yang memengaruhi cara berpikir, emosi dan kemampuan berkomunikasi. (*)

Buka Komentar
Tutup Komentar
No comments:
Write comment

UPDATE

Back to Top